CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »

Selasa, 23 Juli 2013

MY HA(I)CHIKO The True Stupid Dog Storry

Aku dan keluarga tidak pernah menyangka Tuhan akan menitipkan kami seekor anjing yang lucu. Awal kisah ini dimulai dari Jati kakakku yang menemukan seekor anjing yang masih berumur sekitar 4 bulan disekolah kami yang nyasar kekelasya. Lalu ia bawa pulang kerumah. Awalnya aku dan ibuku sangat tidak setuju dengan adanya anjing itu dirumah, tapi ayah dan Jati bersikeras untuk memliharanya. Karena terinspirasi dari kisah anjing bernama Hachiko yang setia, aku memutuskan untuk memberinya nama Hachiko dan panggilannya Chiko. Tapi karena kelakuannya yang kadang konyol sebagai seekor anjing, kami sering memanggilnya HaiChiko.

Beberapa minggu dirumah, Chiko sering bikin kotor rumah dan membuat ayah yang tempramen menjadi marah terus sama Jati. Sampai akhirnya ia sempat mau dibuang dan sudah ditaro diluar rumah. Tapi karena ayah yang enggak tega, akhirnya Chiko dibawa masuk kerumah lagi.


Dia memang hanya anjing kampung, tapi dia punya sorot mata yang lain dari anjing-anjing kebanyakan. Dia juga gak galak, dia lucu dan kadang konyol dan bodoh wkwkwk.






Lucu kan???, Chiko paling takut sama air, kalau abis dimandiin biasanya dia langsung mau bobo aja. Dan kalau dia lagi bobo itu lucu banget.

Chiko itu udah deket banget sama anggota keluarga kami, apa lagi sama Jati. Kalau ada yang mau pergi pasti dia akan merengek dengan suara kayak nangis gitu yang bikin dia makin lucu. Dan tentunya dia bakal lari-lari enggak jelas yang bikin dia keliatan bego. Dia paling gak suka kalau diiket, pasti iketannya digigit-gigitin gitu  sampai putus. Karena kelucuannya banyak anak kecil yang suka main sama dia, tiap sore anak-anak itu kerumah untuk ajak main Chiko.








Dia itu awalnya suka gigit-gigitin apapun, sampe obat jantung ayah aja dia gigit-gigitin. Kadang lucu tapi juga ngeselin, kalau dulu suka aku taro di atas etalase biar gak kemana-kemana, tapi dia bakal ngerengek gitu biar diturunin. Tapi lama-kelamaan dia makin gede, udah bisa loncat dari etalase, dan kadang aku jadi iseng naroh dia diatas lemari, atau kadang digendong diatas pundak Jati.





Dia selalu lucu dengan pola tingkah lakunya, kadang aku suka iseng kalo dia abis bangun tidur, nyiumin dia atau ngekep dia diketek aku wkwkwk. Tapi kalau abis bangun tidur dia masih lemes, jadi diem aja.



Chiko itu kalau ada orang yang lagi mau keluar rumah, harus dibawa masuk kedalem dulu, soalnya bisa-bisa dia lari ngejar kita. Dan itu udah sering banget kejadian, dan hebatnya larinya cepet banget bisa ngimbangin motor -________-.






Chiko punya kebiasaan makan yang buruk, yaitu dia akan selalu ngintilin orang rumah yang lagi bawa makanan dan memasang muka memelas agar dikasih makan, pas udah disiapin malah gak diabisin x_x. Tapi kalo dia lagi laper sih pasti diabisin. “Dasar Anjing” wkwkwk.




Kalau untuk kebiasaan buang air dia sangat pintar, kadang-kadang suak pipis dikamar Jati, aku atau ruang tamu. Tapi semenjak kami biarin dia main diluar tiap pagi, dia udah gak pernah pipis didalem rumah lagi. Hebatkan? “Biasa” u,u






Oh iya, Chiko itu berasa kayak istrinya Jati menurutku. Soalnya entah kenapa dia terlihat sangat so sweet sama Jati u,u. Dia pernah tahu-tahu tidur disebelahnya Jati saat Jati sedang nangis dan main game waktu itu. Mereka emang cucok bre.. sampai-sampai aku bikinin foto prawedding buat mereka huehehehe...







Chiko itu bulunya alus banget, suka kami buat kosot-kosot kaki gitu deh. Sedikit jahat sih kedengarannya , tapi kami sangat sangat sayang sama dia, sangat...





Entah kenapa, Chiko terihat seperti manusia karena matanya. Aura dimatanya sangat sendu dan bisa membuat kami merasa nyaman saat memandang ke dalam matanya. Sudut tersendu yang kami rasakan, dan itu sangat langka kami rasakan.




kami memang sangat menyayangi Chiko. Sangat sangat, entah kenapa kami bisa begitu menyayanginya. Padahal ia hanya seekor anjing, tapi untuk kami ia addalah bagian dari keluarga ini.


sorot matanya, tingkah lakunya, caranya memperlihatkan bahwa ia tidak ingin ditinggal pergi membuat kami gemas, membuat kami ingin selalu bermain dengannya, membuat kamik berpikir bahawa ia akan emnjadi tua bersama kami.


aku sering berpikir bagaimana nanti saat aku sudah menjelma menajdi wanita dewasa dengan seribu beban hidup, aku akan tetap memiliki Chiko sebagai pelipur lara dan peringan bebanku. Dengan melihat polahnya saja sudah membuatku lupa akan segala masalah-masalahku dan aku sangat mengayangi Chiko.







Tetapi beberapa hari setelah aku mulai masuk sekolah kembali, Chiko tiba-tiba sakit. Ia tidak mau makan sama sekali, yang biasanya ia sangat hyperaktif menjadi sangat diam. Lalu sehari kemudian keadaannya menjadi semakin buruk. Ia mulai muntah-muntah, dan menjadi sangat lemas.
























Keesokkan harinya, ia mulai buang air besar namun darah segar yang dikeluarkannya. Ayah dan Jati langsung membawanya kedokter hewan. Dan ia divonis terkena virus parvo. Virus yang sangat membahayakan untuk anjing dan bisa menyebabkan kematian. Hari itu juga kami semua memakssanya makan dan minum lalu minum obat , dia sangat nurut dan mau. Namun tiap kali selesai makan dia pasti muntah. Dia ditaruh dikamarku dulu, saat dia sudah sangat lemas, seakan tidak mau mengotori kamarku, ia keluar kamar lalu tersungkur dilantai dan ternyata ia buang air besar darah lagi. Kami panik dan langsung membersihkan darah tersebut. Keadaan chiko semakin lemas dan parah, aku hampir menangis melihat kondisinya saat itu.




Keadaannya makin memburuk , lalu ia dibaringkan didepan ruang TV, nafasnya sudah pendek sekali, aku tidur disebelahnya. Dan tepat tangal 21 Juli 2013 pukul 00.42 Chiko telah meninggalkan kami semua. Saat itu aku,kakakku menjerit histeris, seakan tak percaya bahwa Chiko sudah tiada, sudah meninggalkan kami secepat ini. Aku yang paling histeris malam itu.


aku tak pernah tahu arti ditinggal mati orang yang aku sayangi, aku tak pernah tahu arti kehilangan akan kemtian.

Tapi setelah meninggalnya Chiko, aku sadar bahwa rasanya sangat perih, air mataku berhari-hari pun tak akan mengobati perih itu. 























Semua sudut rumahku selalu mengingatkanku akan lucunya Chiko, aku hampir-hampir menangis meraung-meraung seakan itu akan membuat Chiko kembali. Tapi aku sadar Chiko telah pergi untuk selama-lamanya

Tuhan terimakasih atas Chiko yang sempat kau titipkan kepada kami. Karenanya kami belajar tentang cinta kasih kepada sesama mahluk hidup. Karena kami belajar tentanbg kesabaran, dan karenanya kami tahu rasa kehilangan. Jaga ia disisimu sekarang Tuhan. Biarlah ia tetap hidup dikenangan dan hati kami.
CHIKO, KAMU LUCU,KAMU BODOH, KAMU KONYOL, TAPI KAMI SAYANG KAMU. KAMU BUKAN SEKEDAR ANJING UNTUK KAMI

0 komentar:

Posting Komentar