Aku dan
keluarga tidak pernah menyangka Tuhan akan menitipkan kami seekor anjing yang
lucu. Awal kisah ini dimulai dari Jati kakakku yang menemukan seekor anjing
yang masih berumur sekitar 4 bulan disekolah kami yang nyasar kekelasya. Lalu
ia bawa pulang kerumah. Awalnya aku dan ibuku sangat tidak setuju dengan adanya
anjing itu dirumah, tapi ayah dan Jati bersikeras untuk memliharanya. Karena
terinspirasi dari kisah anjing bernama Hachiko yang setia, aku memutuskan untuk
memberinya nama Hachiko dan panggilannya Chiko. Tapi karena kelakuannya yang
kadang konyol sebagai seekor anjing, kami sering memanggilnya HaiChiko.
Beberapa
minggu dirumah, Chiko sering bikin kotor rumah dan membuat ayah yang tempramen
menjadi marah terus sama Jati. Sampai akhirnya ia sempat mau dibuang dan sudah
ditaro diluar rumah. Tapi karena ayah yang enggak tega, akhirnya Chiko dibawa
masuk kerumah lagi.
Dia memang hanya anjing kampung,
tapi dia punya sorot mata yang lain dari anjing-anjing kebanyakan. Dia juga gak
galak, dia lucu dan kadang konyol dan bodoh wkwkwk.
Lucu
kan???, Chiko paling takut sama air, kalau abis dimandiin biasanya dia langsung
mau bobo aja. Dan kalau dia lagi bobo itu lucu banget.
Chiko itu
udah deket banget sama anggota keluarga kami, apa lagi sama Jati. Kalau ada
yang mau pergi pasti dia akan merengek dengan suara kayak nangis gitu yang
bikin dia makin lucu. Dan tentunya dia bakal lari-lari enggak jelas yang bikin
dia keliatan bego. Dia paling gak suka kalau diiket, pasti iketannya
digigit-gigitin gitu sampai putus.
Karena kelucuannya banyak anak kecil yang suka main sama dia, tiap sore
anak-anak itu kerumah untuk ajak main Chiko.
Dia itu
awalnya suka gigit-gigitin apapun, sampe obat jantung ayah aja dia gigit-gigitin.
Kadang lucu tapi juga ngeselin, kalau dulu suka aku taro di atas etalase biar
gak kemana-kemana, tapi dia bakal ngerengek gitu biar diturunin. Tapi
lama-kelamaan dia makin gede, udah bisa loncat dari etalase, dan kadang aku
jadi iseng naroh dia diatas lemari, atau kadang digendong diatas pundak Jati.
Dia selalu lucu dengan pola
tingkah lakunya, kadang aku suka iseng kalo dia abis bangun tidur, nyiumin dia
atau ngekep dia diketek aku wkwkwk. Tapi kalau abis bangun tidur dia masih
lemes, jadi diem aja.
Chiko itu
kalau ada orang yang lagi mau keluar rumah, harus dibawa masuk kedalem dulu,
soalnya bisa-bisa dia lari ngejar kita. Dan itu udah sering banget kejadian,
dan hebatnya larinya cepet banget bisa ngimbangin motor -________-.
Chiko punya
kebiasaan makan yang buruk, yaitu dia akan selalu ngintilin orang rumah yang
lagi bawa makanan dan memasang muka memelas agar dikasih makan, pas udah
disiapin malah gak diabisin x_x. Tapi kalo dia lagi laper sih pasti diabisin.
“Dasar Anjing” wkwkwk.
Kalau
untuk kebiasaan buang air dia sangat pintar, kadang-kadang suak pipis dikamar
Jati, aku atau ruang tamu. Tapi semenjak kami biarin dia main diluar tiap pagi,
dia udah gak pernah pipis didalem rumah lagi. Hebatkan? “Biasa” u,u
Oh iya,
Chiko itu berasa kayak istrinya Jati menurutku. Soalnya entah kenapa dia
terlihat sangat so sweet sama Jati u,u. Dia pernah tahu-tahu tidur disebelahnya
Jati saat Jati sedang nangis dan main game waktu itu. Mereka emang cucok bre..
sampai-sampai aku bikinin foto prawedding buat mereka huehehehe...
Chiko itu
bulunya alus banget, suka kami buat kosot-kosot kaki gitu deh. Sedikit jahat
sih kedengarannya , tapi kami sangat sangat sayang sama dia, sangat...
Entah
kenapa, Chiko terihat seperti manusia karena matanya. Aura dimatanya sangat
sendu dan bisa membuat kami merasa nyaman saat memandang ke dalam matanya.
Sudut tersendu yang kami rasakan, dan itu sangat langka kami rasakan.
kami
memang sangat menyayangi Chiko. Sangat sangat, entah kenapa kami bisa begitu
menyayanginya. Padahal ia hanya seekor anjing, tapi untuk kami ia addalah
bagian dari keluarga ini.
sorot
matanya, tingkah lakunya, caranya memperlihatkan bahwa ia tidak ingin ditinggal
pergi membuat kami gemas, membuat kami ingin selalu bermain dengannya, membuat
kamik berpikir bahawa ia akan emnjadi tua bersama kami.
aku
sering berpikir bagaimana nanti saat aku sudah menjelma menajdi wanita dewasa
dengan seribu beban hidup, aku akan tetap memiliki Chiko sebagai pelipur lara
dan peringan bebanku. Dengan melihat polahnya saja sudah membuatku lupa akan
segala masalah-masalahku dan aku sangat mengayangi Chiko.
Tetapi
beberapa hari setelah aku mulai masuk sekolah kembali, Chiko tiba-tiba sakit.
Ia tidak mau makan sama sekali, yang biasanya ia sangat hyperaktif menjadi
sangat diam. Lalu sehari kemudian keadaannya menjadi semakin buruk. Ia mulai
muntah-muntah, dan menjadi sangat lemas.
Keesokkan harinya, ia mulai buang
air besar namun darah segar yang dikeluarkannya. Ayah dan Jati langsung
membawanya kedokter hewan. Dan ia divonis terkena virus parvo. Virus yang
sangat membahayakan untuk anjing dan bisa menyebabkan kematian. Hari itu juga
kami semua memakssanya makan dan minum lalu minum obat , dia sangat nurut dan
mau. Namun tiap kali selesai makan dia pasti muntah. Dia ditaruh dikamarku
dulu, saat dia sudah sangat lemas, seakan tidak mau mengotori kamarku, ia
keluar kamar lalu tersungkur dilantai dan ternyata ia buang air besar darah
lagi. Kami panik dan langsung membersihkan darah tersebut. Keadaan chiko
semakin lemas dan parah, aku hampir menangis melihat kondisinya saat itu.
Keadaannya
makin memburuk , lalu ia dibaringkan didepan ruang TV, nafasnya sudah pendek
sekali, aku tidur disebelahnya. Dan tepat tangal 21 Juli 2013 pukul 00.42 Chiko
telah meninggalkan kami semua. Saat itu aku,kakakku menjerit histeris, seakan
tak percaya bahwa Chiko sudah tiada, sudah meninggalkan kami secepat ini. Aku
yang paling histeris malam itu.
aku tak
pernah tahu arti ditinggal mati orang yang aku sayangi, aku tak pernah tahu
arti kehilangan akan kemtian.
Tapi
setelah meninggalnya Chiko, aku sadar bahwa rasanya sangat perih, air mataku
berhari-hari pun tak akan mengobati perih itu.
Semua
sudut rumahku selalu mengingatkanku akan lucunya Chiko, aku hampir-hampir
menangis meraung-meraung seakan itu akan membuat Chiko kembali. Tapi aku sadar
Chiko telah pergi untuk selama-lamanya
Tuhan terimakasih atas Chiko
yang sempat kau titipkan kepada kami. Karenanya kami belajar tentang cinta
kasih kepada sesama mahluk hidup. Karena kami belajar tentanbg kesabaran, dan
karenanya kami tahu rasa kehilangan. Jaga ia disisimu sekarang Tuhan. Biarlah
ia tetap hidup dikenangan dan hati kami.
CHIKO, KAMU LUCU,KAMU BODOH, KAMU KONYOL, TAPI KAMI
SAYANG KAMU. KAMU BUKAN SEKEDAR ANJING UNTUK KAMI
0 komentar:
Posting Komentar