Hidup, apa itu hidup? Kenapa begitu rumit? Kenapa begitu
tidak adil bagiku?, sulit kuungkap bagaimana hidup itu bagiku. Yang jelas aku
hidup dengan penuh rasa kecewa, kecewa akan banyaknya rentetan kejadian dan
kenyataan pahit.
Mungkin bagi kamu, dia atau mereka atau orang-orang yang
tidak mungkin kusebut namanya, hidup begitu indah. Walaupun ada masalah dan
kesulitan, tak separah yang kualami.
Cantik, banyak yang suka, apa yang kalian jalani begitu
menyenangkan. Terutama untuk kau! Kau yang tak perlu kusebut namamu, indah
sekali hidupmu. Aku terkadang iri dengan kehidupanmu. Kau yang telah
menyadarkan betapa hidupmu begitu berbeda dengan hidupku.
Aku tak butuh orang-orang yang hanya bisa menyakitiku. Seperti
orang-orang dimasa SMPku atau 3 orang dimasa SMAku. Apa salahku pada kalian
semua sehingga kalian memberiku rasa kecewa dan terluka yang membekas hingga
sekarang?, apa kalian tahu rasanya menjadi diriku? Aku sadar aku memang banyak
melakukan kesalahan terhadap kalian. Tetapi apa kalian sadar apa yang telah
kalian perbuat padaku? Rasa kecewa dan sakit ini menambah rentetan
penderitaanku.
Aku mungkin terlihat bahagia diluar, terlihat ceria didepan
kalian semua. Tetapi apa kalian mengerti bahwa aku ini kesepian, aku ini
terlampau terpuruk dengan kenyataan hidupku. Kalian pasti tidak ada yang
mengerti, karena tak ada satupun dari kalian yang perduli.
Apalah arti namaku bagi kalian? Apalah arti diriku untuk
kalian? Bahkan jika aku mati sekarang kalianpun tak akan ada yang perduli. Hanya
datang disaat kalian butuh, lalu pergi begitu saja.
MUNAFIK! Itu aku, ya aku memang munafik, karena aku tak bisa
mengatakan hal ini secara langsung pada kalian. Tetapi kalian itu BAJINGAN yang
bersembunyi dibalik topeng-topeng indah yang melekat diwajah kalian.
Maaf bila kata-kata ini begitu kasar, bisakah kalian
mentafsirkan betapa kerasanya hidupku dari rangkaian kata-kataku? Aku tidak
minta kalian untuk mengerti atau mengasianiku. Aku sangat teramat tidak
membutuhkan hal itu. Aku hidup dengan bantuan Tuhanku yang tak akan
meninggalkanku. Hanya Dia yang kupercayai dalam hidupku. Walaupun Dia yang
memberiku hidup seperti ini. Berbeda dengan kalian, kalian semua orang-orang
yang termat penting bagiku tetapi malah membuangku disudut kejam mengerikan
dengan beribu tangis dan kesepian.
Aku tak perduli lagi dengan ocehan tak berguna kalian. Bagiku
kalian hanya orang-orang yang hidupnya bahagia dan membuatku menderita. Janga suruh
aku intropeksi diri, suruh diri kalian dahulu kawan.
0 komentar:
Posting Komentar