Hari ini tangisku meluap lagi, untuk kesekian kalinya aku lemah kembali. Lemah oleh beban hidupku, oleh derita-deritaku, oleh kejamnya kenyataan, oleh takdir yang memuakkan ini.
Aku tenggelam lagi
dalam derai-derai air mataku. Tetesan demi tetesan yang menggambarkan lemahnya
diriku. Aku benci air mata, aku benci tangisan ini, karena aku benci diriku
menjadi lemah olehnya.
Setiap butir air
mata yang menghiasi kegelapan hatiku, ditemani seberkas titik-titik hujan.
Entah Tuhan sedang menemaniku dengan tangisannya, atau alam ikut merasakan duka
kesedihanku.
Aku benci ketika
aku seperti ini, tangisan yang membuatku rapuh. Aku hanya takut aku akan
menjadi lemah untuk menghadapi kerasnya hidup ini. Aku tidak ingin kalah oleh
takdir yang memuakkan ini.
Namun terkadang
tangisan ini dapat memulikan sedikit kehampaan disudut hatiku yang rapuh.
Terkadang juga tangisan ini bisa membuatku jauh lebih merasa baik. Tetapi tetap
saja membuatku terlihat lemah.
Untukmu yang
hidupnya teramat lebih indah dari hidupku. Takdirmu yang sangat beruntung, dan semua
keberuntunganmu yang bukan milikku. Aku tidak pernah membencimu, aku ingin
dekat denganmu. Tetapi hidupku sepertinya harus sendirian, harus menepi dengan
segala kesedihan ini.
Aku sendiri, untuk
itu aku harus tegar, untuk itu aku harus siap dengan setiap kenyataan yang
menanti didepanku. Mereka yang ada disekelilingku memang hanya bisa membuat air
mata ini jatuh. Mereka menusukku dengan senyuman palsu mereka, dengan
topeng-topeng mereka. Aku tahu apa yang sebenernya ada dipikiran mereka. Aku
tahu sebenarnya aku hanya sendiri.
Aku tak ingin air
mata ini jatuh lagi. Aku tak ingin menjadi lemah didepan mereka semua yang
hanya bisa menghinaku, yang hanya bisa mencercaku, yang hanya bisa menjatuhkan
aku. Aku tahu aku tak pernah punya teman yang sungguh-sungguh kepadaku. Tetapi
aku harus kuat ya.
Aku hanya berharap
tidak akan ada tangis lagi setelah ini. Tidak akan ada kelemahan lagi didalam
diriku. Dan untuk secepatnya aku ingin benar-benar lepas seperti angin yang
berhembus kemana saja ia mau, aku ingin benar-benar bisa terbebas dari jeratan
kesakitan ini.
0 komentar:
Posting Komentar